News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tak Ada Hari Libur, Bupati Meranti Asmar Menyusuri Pulau Demi Infrastruktur yan

Tak Ada Hari Libur, Bupati Meranti Asmar Menyusuri Pulau Demi Infrastruktur yan

 



SIT FAKTA ONLINE | Sebagaimana halnya diketahui yang saat sebagian besar orang memilih beristirahat pada hari libur, tetapi Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar ini, justru memulai paginya dengan langkah cepat. Bukan pergi tempat acara seremonial, melainkanya menyusuri pulau dan menyeberang laut untuk bisa melihat langsung hal laporan yang masuk banyak infrastruktur yang rusak.


Dengan menyusur pulau dan menyeberang laut untuk melihat langsung karena laporan yang masuk banyak infrastruktur rusak dan butuh penangananya segera. Bupati Asmar bersama rombongan OPD terkait itu turun lapangan. Yang diantara lain Kepala Dinas Perhubungan Agusyanto Bakar, Kepala Dinas PUPR Fajar Triasmoko MT beserta Sekretaris Rahmat Kurnia, Kepala Bagian Prokopim Alfian tampak bergerak dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya, Kamis (29/5/2025).


Dikutip dari laman Sabangmeraukenews. Dengan memakai itu kapal cepat sebagai tumpuan transportasi, Asmar memimpin langsung dengan monitoring lapangan di tiga kecamatan itu sekaligus diantaranya Kecamatan Pulau Merbau, Tasik Putripuyu, dan Merbau.


Tujuan pertama adalah Kecamatan Pulau Merbau, tepatnya di Desa Kuala Merbau, di mana pelabuhan dan jembatan penghubung menuju Desa Tanjung Bunga menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Tak sekadar melihat dari jauh, Asmar turun langsung ke lokasi, berjalan di atas pelabuhan yang mulai lapuk, sembari berdiskusi dengan pejabat teknis.


Tak hanya infrastruktur umum di sana Bupati juga meminta OPD terkait untuk ikut memperhatikan infrastruktur dijadikan turun naik bagi warga sekitar. “Saya minta Dinas PUPR dan Dishub untuk segera memperbaiki pelabuhan dan jembatan ini. Dimana ini adalah akses penting bagi masyarakat,” tegasnya di lokasi, sambil menunjukkan jalur akses rusak yang biasa digunakan warga membawa hasil kebun dan anak-anak pergi ke sekolah.


Perjalanan berlanjut ke Desa Bandul, Kecamatan Tasik Putripuyu. Di sini, pelabuhan desa yang selama ini menjadi urat nadi naik turun penumpang yang menjadi akses vital penumpang di ibukota kecamatan itu juga mengalami kerusakan. Setiap hari, masyarakat bergantung pada pelabuhan ini untuk beraktivitas ke luar pulau. Di sana, Asmar kembali menekankan pentingnya pemeliharaan fasilitas publik sebagai bagian dari pelayanan pemerintah.


Lalu, di Kecamatan Merbau, dua titik krusial juga jadi sorotan. Dimana Pelabuhan Bongkar Muat Teluk Belitung digunakan warga untuk kebutuhan ekonomi dan logistik. Begitu juga dengan Jembatan Suak yabg menjadi akses penting bagi para pelajar, termasuk siswa SMAN 1 Merbau.


Khusus untuk Jembatan Suak, Bupati meminta itu untuk diprioritaskan diperbaiki terlebih dahulu, mengingat menjadi akses penting bagi pelajar, bahkan ia pernah menyumbang dari saku pribadinya untuk dibelikan material perbaikan jembatan tersebut.


Di setiap lokasi, Asmar tak hanya memberikan instruksi, tetapi juga mengajak langsung Kepala Dinas PUPR Fajar Triasmoko MT, Kadishub Agusyanto Bakar, dan tim teknis agar mencatat, memetakan, dan menyiapkan skema tindak lanjut cepat.


“Kita tak punya waktu untuk menunda. Infrastruktur ini menyangkut nyawa ekonomi dan pendidikan masyarakat kita. Jangan tunggu rusak total dulu baru dikerjakan,” katanya dengan nada tegas namun penuh kepedulian.


Kunjungan ini menjadi cerminan gaya kepemimpinan Asmar yang lebih memilih langkah nyata dibandingkan seremonial. Di tengah hari libur, ia menunjukkan bahwa menjadi pemimpin berarti hadir langsung saat rakyat butuh, bukan sekadar duduk di kantor menerima laporan. Dan mungkin, itulah makna sesungguhnya dari pengabdian: mengorbankan waktu pribadi untuk kepentingan masyarakat luas.


Dalam kunjungan kerjanya di tiga kecamatan tersebut, tidak ada satu pun tampak camat yang mendampingi sebagai representasi pemerintah kecamatan. Namun begitu, ia tak menyinggung ketidakhadiran para camat. Ia justru sibuk memberi instruksi dan catatan langsung kepada Kadis PUPR, Kadis Perhubungan, serta sejumlah pejabat teknis.


“Kita semua sudah tinjau langsung, dan saya sudah minta perbaikan dilakukan segera,” ujar Asmar ketika awak media mewawancarainya di akhir kunjungan.

Menurut Bupati, percepatan perbaikan pelabuhan dan jembatan ini adalah bagian dari progres 100 hari kerjanya, yang menargetkan infrastruktur dasar bisa dinikmati masyarakat secara layak, khususnya yang berbahan kayu.


Terhadap proses perbaikan infrastruktur yang digesa adalah yang terbuat dari kayu, sementara yang terbuat dari beton, diminta masyarakat untuk bersabar terlebih dahulu, sambil menunggu kondisi keuangan stabil.


“Kita semua sudah meninjau langsung jembatan dan pelabuhan yang rusak dan saya sudah minta untuk segera diperbaiki dan direnovasi. Terhadap infrastruktur rusak yang menggunakan kayu segera ditindaklanjuti. Sementara yang terbuat dari beton diharapkan sabar dulu, karena kondisi keuangan pemerintah daerah yang masih mengalami rasionalisasi dari pemerintah pusat,” ujarnya.


Asmar juga membawa pesan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan jangan heboh di media sosial saat melihat kerusakan. Menurutnya, ada baiknya masyarakat menyampaikan langsung kepada pemerintah agar bisa segera ditangani.


“Kalau ada yang rusak, cukup lapor ke kami. Jangan ramai-ramai di medsos dulu. Kami tidak tinggal diam, dan saya sendiri turun langsung karena ingin memastikan ini semua ditangani,” tuturnya.



Menurutnya, rehabilitasi masih mungkin dilakukan dengan anggaran yang ada, tetapi untuk pembangunan baru, terutama yang berbahan beton, pemerintah daerah harus bersabar menunggu kestabilan fiskal dan alokasi anggaran yang lebih besar.


“Terhadap yang rusak ini sudah dilakukan inventarisasi dimana yang sifatnya rehabilitasi masih bisa dengan anggaran yang ada saat ini, namun untuk pembangunan baru tisak bisa dilakukan karena butuh biaya besar,” katanya sambil memperlihatkan catatan inventarisasi lokasi-lokasi rusak yang sudah ditinjau.


Di tengah suara angin pesisir dan derit kayu lapuk yang menghubungkan satu persatu dalam rangkaian jembatan itu Asmar, berdiri menyusuri satu per satu infrastruktur yang selama ini menjadi denyut nadi warga. Tak hanya sekadar melihat, ia mendengar cerita warga dan mencatat langsung kerusakan yang mereka keluhkan selama ini.


Namun, di balik langkah cepatnya itu, ia tahu betul ada keresahan yang tumbuh di masyarakat. Tentang infrastruktur yang rusak, tentang jalan yang berlubang, dan tentang jembatan yang kian rapuh.


“Kita sudah petakan jalan dan infrastruktur mana yang akan segera diperbaiki. Bukan berarti kita membiarkan. Tidak. Tapi kita sedang menunggu pencairan anggaran,” tegas Asmar.


Ia menampik keras jika ada anggapan pemerintah daerah bersikap abai atau tutup mata. Justru sebaliknya, peninjauan langsung yang ia lakukan menjadi bukti bahwa pemerintah hadir—meski belum semua bisa langsung dibereskan.


“Saya mohon masyarakat bersabar. Pemerintah tetap peduli. Ini bukan pembiaran. Semua sudah kita rancang, dan saatnya tiba, insyaAllah kita kerjakan satu per satu,” tambahnya dengan nada meyakinkan.


Dalam akhir penyampaiannya, Asmar melontarkan kalimat yang mencerminkan ketulusan sekaligus beban moral yang ia emban sebagai pemimpin.


“Semoga saya tetap istiqomah menjalani amanah dari masyarakat. Ini bukan soal proyek semata, tapi soal tanggung jawab kita semua atas kehidupan dan kenyamanan warga,” ucapnya pelan.


Kini, masyarakat tinggal menunggu. Bukan dengan diam, tapi dengan percaya. Karena ada pemimpin yang memilih berjalan sendiri ke desa-desa terpencil, hanya untuk memastikan satu hal bahwa pemerintah tak pernah benar-benar pergi.


Menanggapi arahan itu, Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti, Agusyanto Bakar, tak banyak berteori. Ia tahu, waktu bukan sekadar angka. Maka, setelah mendapat instruksi dari Bupati AKBP (Purn) H. Asmar, ia langsung bergerak cepat.


“Kami akan segera kerjakan instruksi bupati. Sudah ada pelabuhan-pelabuhan yang kami inventarisasi dan menjadi catatan yang akan segera diperbaiki. Prioritas utama adalah pelabuhan fungsional, tempat masyarakat ramai beraktivitas. Karena di situlah urat nadi ekonomi desa berdenyut, karena dengan anggaran yang minim setelah dilakukan rasionalisasi, kita serba terbatas dalam membangun,” ujarnya.


Namun, Agusyanto juga realistis. Di tengah anggaran yang minim akibat rasionalisasi, ia harus cermat memilih, mana yang harus dikerjakan sekarang, dan mana yang harus menunggu.


Di sisi lain, perintah serupa juga disampaikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Kepala dinasnya, Fajar Triasmoko MT, menyambut serius perintah perbaikan jembatan penghubung antara Desa Kuala Merbau dan Tanjung Bunga — jembatan yang menjadi urat nadi bagi pelajar, pedagang, dan masyarakat umum.


“Kita akan ganti semua lantai jembatan penyeberangan yang lapuk tahun ini. Tahun 2023 sebenarnya sudah kita perbaiki, tapi karena intensitas lalu lintas tinggi, cepat aus. Pondasinya masih kuat, karena LHR-nya (Lalu Lintas Harian Rata-rata) masih aman, sekitar 3 sampai 4 ton,” tutur Fajar.


Dengan rencana teknis yang telah dipetakan dan skala prioritas yang telah ditetapkan, pemerintah daerah menunjukkan bahwa kerja-kerja pembangunan tak selalu harus spektakuler. Kadang, menambal lantai jembatan yang lapuk pun bisa menjadi penyelamat harian banyak keluarga.


Karena itu, meski tidak semua bisa disulap dalam semalam, setidaknya hari ini masyarakat bisa percaya — bahwa ada niat dan langkah nyata untuk memperbaiki. Dan yang terpenting di tengah keterbatasan, niat yang sungguh-sungguh adalah awal dari pembangunan yang paling jujur. (Atansyam)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar